a.
Penangkapan ikan dengan tanpa melukai
Berbagai
metode yang dapat digunakan dalam memanen rumput laut dan tumbuhan air lainnya
dengan alat yang beraneka ragam bentuknya. Mengangkat biota laut berbadan
lembut dan lembek ( sponge, sea urchin, sea cucumber, mussel, snail )
memerlukan alat yang mampu menggemgam, memilih, menjepit, dan menggaruk.
1.
Memanfaatkan alat pengunci, pemilin (wrenching gear)
Alat
yang digunakan untuk memilin, melilit rumputan laut yang berjumlah banyak. alat
ini dioperasikan dari atas (permukaan) dengan memutarnya pada gerombolan
rumputan laut, dan rumputan laut akan tersangkut atau terbelit pada alat. untuk
melepasnya menggunakan pisau. Panjang tangkal alat ini 5-6 meter, umumnya
terbuat dari batangan bamboo kayu.
2.
Menangkap Ikan dengan tangan
Menangkap
ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan dangkal seperti di sungai
kecil. Pengertian menangkap ikan dengan tangan menjadi meluas dalam istilah
memancing yaitu tanpa menggunakan tongkat pancing tetapi tetap menggunakan rol
pancing dan senar atau biasa disebut mincing tangan. Pada perairan laut
mengumpulkan kerang dengan menggunakan tangan dapat dilakukan dengan cara
menyelam.
b.
Penagkapa dengan alat yang melukai
Tujuannya
untuk menjepit atau melukai objek
1.
Tombak
Menagkap
ikan dengan cara menombak lebih muda dari pada dengan tangan dan cara ini sudah
digunakan sejak lama oleh manusia. Ujung tombak dibuat sedemikian rupa seperi
pada mata kail agar ikan yang tertangkap tidak dapat lepas dari mata tombak.
Tombak yang dipakai dapat bermacam-macam bentuk, dari yang empuyai gagang
pendek hingga yang panjang dan biasanya bercabang tiga diujungnya (semacam
trisula), atau dapat pula hanya bermata satu. Alat penangkap ini terdiri dari
batang (kayu, bambu) dengan ujungnya berkait balik (mata tombak) dan tali
penarik yang diikatkan pada mata tombak. tali penariknya nelayan kemudian
setelah tombak mengenai sasaran tali tersebut ditarik untuk mengambil hasil
tangkapan. Menangkap ikan dengam cara ini diharuskan menggunakan perahu denga cara
mengejar ikan yang sedag berburu. Alat ini bukan penggunaanya tidak saja pada
perikanan skala kecil tapi sudah banyak yang berskla besar terutama pada
penangkapan ikan laut. Kecenderungan alat tangkap yang relative sederhana ini
tidak destruktif dan sangat selektif karena ditujukan untuk menangkap suatu
spesies. tetapi alat ini dapat merusak habitat bila disalah gunakan.
2.
Fish plummets
Apabila
tombak hanya mampu digunakan pada perairan yang sangat dangkal, maka untuk
menangkap ikan di perairan yang lebih dalam lagi menggunakan fish plummets.
Metode yang digunakan sama dengan metode menombak bedanya tangkai tombak
diganti dengan seutas tali dengan panjang disesuaikan dengan kedalaman
perairan. (Biasanya digunakan untuk menagkap ketimun laut).
c.
Penagkapan dengan jalan memabukkan atau pembiusan
1.
Cara mekanik, dinamit dan bom plastic
Peledakan
kadang mengunakan dinamit atau bahanpeledak lainnya. Cra ini dilarang karena
tidak ramah lingkungan, merusak kelestarian alam, juga dapat mnyebabkan
hancurnya terumbu karang dan habitat ikan.
Penggunaan
ledakan ini tidak melukai ikan, kecuali yang terkena ledakan langsung tapi
meledakkan kantong udaranya. Hasilnya ikan akan pingsan sementara kemudian
tenggelam kedasar laut dan bila tidak tertangkap ikan akan sadar dan melarikan
diri dengan luka dalam, dan akan mati beberapa waktu kemudian.
2.
Cara kimiawi, potas, rotenone
Teknik
ini dilarang dan dapat menyebabkan hacurnya terumbu karang karena rancu
tersebut. Biasanya menggunakan berbasco, sianida atau potassium dengan tujuan membuat
ikan menjadi lemas namun banyak juga yang mati. Pengaruh potas dalam kerusakan
terumbu karang: Dalam air laut, potas dapat terurai menjadi sodium dan ion
potassium. pada manusia, potas dapat menghentikan transportasi haemoglobin,
begitu pula pada ikan. Bila air disekitar ikan tercemar oleh potas, maka suplei
oksigen pada ikan semakin berurang dan menebabkan ikan tersebut pingsan.
3.
Cara elektrik, pada ikan air tawar
Meyetrum
lebih efektif dilakukan diperairan air tawar seperti sungai, tambak atau kolam.
Biasanya menggunakan tongkat yang pada ujungnya di sambung kea lat penghasil
listrik seperti baterai, aki mobil atau generator listrik. Teknik ini juga
tidak diperbolehkan terutama untuk penangkapan ikanlaut karena dapat
berpengaruh dan merusak terumbu karang.
d.
Penagkapan ikan
denga cara pancing menggunakan umpan
Pada
saat ini cara menangkap ikan paling favorit dan praktis serta dapat dilakukan
secara sendirian ialah dengan menggunakan tali pancing yang disebut juga senar.
Pda ujung senar dipasang satu atau lebih mata kail yang mana setiap mata kail
diberi umpan hidup atau umpan tiruan. Menagkap ikan dengan cara ini dapat
dilakukan di pinggir sungai, danau, tepi laut atau bahkan ditengah laut dengan
menggunakan perahu. Pancing adalah salah satu alat penangkap yang terdiri dari
dua komponen utama, yaitu: tali (line), dan mata pancing (hook). Jumlah mata
pancing berbeda – beda, yaitu mata pancing tunggal, ganda, bahkan sampai
ribuan. Prinsip alat tangkap ini merangsang
ikan dengan umpan alam atau buata yang dikaitkan pada mata pancingnya. Namun,
sesuai dengan jenisnya daapat dilengkapi pula komponen lain seperti : tangkai
(pole), pemberat (sinker), pelampung (float), dan kili – kili (swivel). Cara
pengoerasiannya bisa dipasang menetap pada suatu perairan, ditarik dari
belakang perahu atau kapal yang sedang dalam keadaan berjalan, dihanyutkan,
maupun langsung diulur dengan tangan. Alat ini cenderung tidak destruktif dan
sangat selektif. Pancing dibedakan atas rawa tuna, rawai hanyut, rawai tetap,
pancing tonda, dan lain – lain.
1)
Rawai Tuna (tuna longline)
Rawa
tuna atau tuna longline adalah alat penangkap tuna yang paling efektif. Rawai
tuna merupakan sejulah pancing yang dioperasikan sekaligus. satu tuna longline
biasanya mengoperasikan 1.000 – 2.000 mata pancing untuk sekali turun.
2)
Huhate (pole and line)
Huhate
khusus untuk menangkap cakalang. Tak heran jika alat ini sering disebut
“Pancing cakalang” . Huhate dioperasikan sepanjang siang hari pada saat
gerombolan ikan disekitar kapal. Alat tangkap ini bersifat aktif. kapal akan
mengejar gerombolan ikan. Setelah gerombolan ikan berada disekitar kapal, lalu
diadakan pemancingan.
3)
Pancing Tonda (Trolling line)
adalan
pancing yang diberi tali panjang yang ditarik oleh perahu atau kapal. Pancing
di beri umpan ikan segar atau ikan palsu. Karena danya tarikan maka umpan akan
bergerak didalam air sehingga akan merangsang ikan buas untuk menyambarnya.
Pengoperasiaan pancing tonda memerlukan perahu/kapal yang selalu bergerak
didepan gerombolan ikan yang akan ditangkap. Biasanya pancing ditarik dengan
kecepatan 2-6 knot tergantung dari jenisnya.
4)
Pancing tangan
Menangkap
ika dengan tangan dapat dilakukan pada perairan dangkal seperti disungai kecil.
Pengertian menangkap ikan dengan tangan menjadi meluas dalam istilah memancing
yaitu tanpa menggunakan tongkat pancing (joran) tetapi tetap menggunakan rol
pancing dan senar atau biasanya disebut mincing tangan.
5)
Pancing tetap (bottom long line atau set long line )
Pancing
dipasang didasar perairan serta tetap dalam jangka waktu tertentu yang biasanya
digunakan untuk menangkap ikan demarsal yang dilengkapi dengan pemberat atau
jangkar.
6)
Pancing hanyut (dript long line )
Dioperasikan
secara hanyut biasanyadigunakan untuk menangkap ikan – ikan pelagis.
e.
Penagkapan dengan perangkap.
Pengertian Perangkap (trap) dalam
penangkapan ikan adalah dimana ikan yang diinginkan memasuki, mendekati ruang
penangkapan (catching chambers) atau alat penangkap (catching gear) sehingga
ikan sulit atau tidak dapat lolos sama sekali. Ikan masuk kedalam perangkap
dengan cara tidak sengaja atau dengan kemauan sendiri (voluntary), mungkin
sedang mencari tempat berlindung, terpikat oleh adanya umpan, ditakuti –
takuti, atau sengaja digiring oleh suatu alat atau manusia.
f.
Penagkap dengan jaring
Dilakukan
dengan cara menyerk dengan jaring atau menebar jala yang kemudian diangkat atau
dengan memasang jala dengan cara ditunggu selama beberapa waktu tertentu lalu
kemudian jala baru diangkat. Atau bisa juga jala diturunkan ke laut dengan
perahu dan berjalan perlahan membentuk suatu lingkaran.
Cara
ini dapat digunakan di air tawar ataupun laut. Dan biasanya dilakukan pada
malam hari dengan menggunakan alat penerangann untuk menarik hewan – hewan
tersebut. Jala yang digunakan diletakkan pada bangunan bambu.
1.
Penagapan ikan dengan jaring angkat.
2.
Penagkapan ika dengan jaring berjala yang lebar.
3.
Penangkapan ikan dengan alat seret.
4.
Penangkapan ikan dengan jaring lingkar
5.
Penangkapan ikan dengan penggiringan.
6.
Penangkapan ikan dengan alat ditebarkan.
7.
Penangkapan dengan jaring insang.
8.
Penagkapan ikan dengan Mesin permanen ( Harvesting Machine)
Artikel terkait : TEKNOLOGI KELAUTAN LOKAL
No comments: